Pegang Tangan Aku Mawar

Sore itu, di sebuah restoran cepat saji di daerah Dago. Sehabis nonton sebuah film yang ga jelas bareng si Mawar.



tonton dan nilai sendiri deh.

Ketika langit mulai mendung diam – diam gue nulis ini di notes hp gue “hey girl my life is not talking about to get your heart, is all about dancing in the rain”. Tapi sebelumnya pasti pada heran kenapa gue bisa nonton bareng si Mawar ? Ya jangankan kalian gue sendiri juga heran, apakah ini sebuah keberhasilan gue untuk bisa ngajak dia jalan lagi atau cuma sebatas rasa kasihan si Mawar aja ngeliat keadaan gue saat ini ? Cuma Tuhan dan Mawar yang tau jawabannya. Kalo lo semua pada nanya apa perasaan gue saat itu “ga bisa digambarkan”, diantara senang, sedih, sampe penuh rasa bersalah dan pertanyaan. My life is sucks guys, gue belum bisa menjadi sebuah jawaban dalam hal ini, kenapa selalu gue yang harus bertanya ? Ah.. sudahlah mungkin ini udah takdir dalam kisah gue sama dia.

Saat itu sesekali gue coba untuk memandang indah wajahnya, dan ga bisa disanggah kalau dia emang cantik pada saat itu, tapi gue ga bisa buat sekedar bilang “hei kamu cantik deh hari ini” Hmm.. siapa gue coba ? Tapi ga bisa dipungkiri kecantikan dia pada saat itu berhasil bikin gue melting sampe ngekhayal yang nggak – nggak. :p


Padahal di sepanjang perjalanan gue banyak liat cewe cantik berkeliaran. Tapi kok kenapa ya, kata cantik itu udah menyempit di mata gue. “Aku cuma bisa liat kecantikan luar dalem dari kamu Mawar”. Perlu lo semua ketahui gue tuh orangnya cuek, nggak romantis, apalagi gombal. Gue lagi nggak gombal, gue cuma lagi pengen nuangin kekaguman gue sama dia selama ini “you're the best Mawar” . Dan gue berharap untuk nggak ngebaca postingan ini lagi, karena jujur mungkin gue bisa muntah, soalnya ini dikategorikan postingan tergombal yang pernah gue tulis.


Tapi gue lagi nggak gombal, gombal itu ada tujuan. Ada udang di balik batu. dan sekarang gue lagi nggak berada dalam tekanan siapapun. Ini murni pengakuan gue buat dia. hahaha

Dan jujur, sekali lagi gue mau bilang, “I admire you, every little thing about you, and I love u.”


Waktu itu kita habisin nggak cuma buat nonton aja, tapi abis itu karaokean juga. Yah walaupun terkesan cuma pengen liat gue nyanyi sambil menghiburnya dan dia ga mau ikutan nyanyi bareng gue “pliss deh haha”. Haaahh.., terlihat rintik hujan pun sudah mulai membasahi tanah dan si Mawar meminta gue untuk mengantarnya pulang, walaupun jujur sebenernya gue masih pengen bareng sama dia, bercanda dan tertawa atau menangisi semua yang udah kita alamin. Gue juga masih ga percaya kenapa semua ini bisa terjadi, gue suka sama orang yang udah jelas ga bisa untuk gue cintai saat ini, tapi ini takdir dan gue ga bisa nawar begitu pun kamu Mawar, tolong dimengerti dan dipahami aja bahwa masih ada orang yang bisa sayang sama kamu sampe segila ini.


Temen terbaik gue juga pernah bilang “lo tuh bego ya, kaya ga ada cewek lain aja coba ?? Kehidupan kita ini masih panjang sob, banyak hal yang perlu direncanakan dan jangan terburu - buru. Yang cepat mendapatkan sesuatu biasanya cepat juga hilangnya, jadi sabar aja ok! Nanti pasti lo temuin yang terbaik kok, mungkin jauh lebih baik dari dia, atau mungkin lo bisa sama dia tapi bukan sekarang”. Amieenn.., tapi untuk saat ini Mawar tetap ada di hati gue, entah sampai kapan itu, cuma Tuhan yang tau kalau gue bener – bener tulus cinta sama dia.

Oke sekarang kembali lagi ke apa yang gue tulis pada saat itu “hey girl my life is not talking about to get your heart, is all about dancing in the rain”. Yah, ini musim hujan. Ga tau kenapa gue selalu suka hujan. Soalnya ada romantisme tersendiri ketika hujan turun, mungkin datang dari percampuran antara cemas menemukan tempat berteduh, atau berharap melihat pelangi pas hujan selesai, dan merenung sendiri. Ternyata hujan pun membawa itu semua: cemas, harap, dan perenungan.



harapan gue sih bisa begini ditengah hujan.


Gue suka hujan. Terutama bau air yang bercampur dengan tanah, bau lumpur samar itu. Gue selalu menciumnya dengan sangat brutal, menghirup dalam-dalam dan menahan napas, supaya tidak terlupakan oleh bau yang lain. Dan gue ingat, sewaktu masih kecil, gue selalu suka menari di bawah hujan, teriak bersama teman-teman dan mengecap rasa asin yang mampir di bibir. Dan ketika keesokannya harinya meriang? gue gak peduli.


Tapi pada saat itu kenyataannya berbeda, hujan pun ditemani oleh badai, dan gue sangat takut ketika badai datang karena kemampuannya untuk merusak segalanya, merusak apa yang telah kita bangun. Badai yang disertai angin kencang, petir yang nyaring, dan kilatan yang menyilaukan mata. Gue pulang dari rumah Mawar dalam keadaan itu, sambil terus memacu sepeda motor kesayangan gue dengan sangat kencang, tanpa peduli apa yang akan terjadi. Gue tau ini bodoh dan sia – sia karena Mawar itu sudah menjadi miliknya, mau bagaimanapun juga untuk saat ini Mawar itu miliknya. Dan gue melihat Mawar bahagia bersama pemiliknya, tapi gue senang akan hal itu karena cuma dengan melihatnya tersenyum bahagia semua itu terbayar lunas. Walaupun keesokan harinya gue harus ada di rumah sakit. Apa Mawar peduli akan hal ini ? Gue rasa nggak, tapi biarlah gue juga bukan siapa – siapanya dia. Mawar mau peduli atau nggak sama gue, itu sih hak dia. Tapi yang jelas gue selalu peduli dengan dia. Setiap jengkal aktivitas yang dia lakukan gue selalu mencoba untuk mencari tahu, karena mungkin ada celah untuk gue membuat dia tersenyum dan tertawa bahagia di saat dia membutuhkan gue.


Itu janji gue buat Mawar, mungkin janji seorang pecundang yang telah berhenti berharap. Berhenti berharap ?? Iya, ini jalan terbaik karena gue nggak mau sakit hati, dan yang terpenting gue nggak mau terlalu banyak berharap akan cinta gue kepada Mawar, karena gue pengen jadi sebuah Harapan dalam hal ini.


Satu hal lagi gue juga nggak mau mengganggunya, tapi gue pasti kangen akan hal ini : sms penuh tawa dan canda, juga hal lain yang pernah kita lalui bersama. Dan gue berharap Mawar ga akan pernah lupa sama gue. Karena gue bakalan selalu ada untuk dia. Bahkan gue berani bilang “Your’e the reason the world exist” Mawar. Karena dia udah bikin hari – hari gue jadi lebih indah.


"Terima kasih buat segalanya Mawar, aku pasti bakalan kangen banget sama kamu. Kalau aku sms atau telepon kamu, tolong mengerti kalau aku lagi kangen banget sama kamu."


Suatu saat gue pasti bakalan kembali lagi untuk Mawar, dan semoga masih di musim hujan, karena saat hujan turun yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menari di bawahnya.

Hei, kamu. Nanti ketika aku kembali coba pegang tanganku.
Kita menari bersama. Ya?

Komentar